Perbedaan Matematika dan Statistika

 (Moch. Lutfianto)

Pembelajaran statistika di SMA tidak bisa dilepaskan dari induk mata pelajarannya yaitu matematika. Matematika memberikan ruang lingkup kajian materi yang beragam diantaranya adalah statistika. Pada di kelas VI SD, anak-anak sudah dikenalkan pada statistika secara formal. Statistika juga diajarkan di SMP. Pada jenjang sekolah menengah atas (SMA), siswa mendapatkan materi statistika di kelas XI. Statistika selalu diajarkan di dalam materi matematika, tetapi jika kita melihat di perguruan tinggi ternyata terdapat jurusan statistika yang berbeda dengan jurusan matematika. Statistika juga menjadi matakuliah pilihan untuk semua jurusan yang ada di perguruan tinggi. Kenapa pada jejang perguruan tinggi statistika membentuk cabang kajian sendiri? apakah yang melatarbelakangi statistika berdiri sendiri dan berbeda dengan matematika? pada kesempatan kali ini saya akan membahasnya sekilas tentang perbedaan statistika dan matematika yang sebagian besar idenya saya ambil dari makalah “Complementing Mathematical Thingking and Statistical Thingking in School Mathematics” yang ditulis oleh Linda Gattuso dan Maria Gabriella Ottaviani.

Pertama, statistika lebih menekankan kepada penalaran induktif sedangkan matematika cenderung menggunakan penalaran deduktif. Matematika dikatakan deduktif karena beranjak dari aksioma dan teorema sehingga memunculkan penalaran-penalaran, model-model dan bukti baru berdasarkan aksioma dan teorema yang telah ada sebelumnya. Statistika, dengan situasi yang sama dan data yang sama pula bisa memberikan cara menganalisis yang berbeda dan memunculkan kesimpulan yang berbeda pula. Hal itu membutuhkan penalaran induktif, bekerja dengan randomisasi/pengacakan, pengambilan kesimpulan yang sesuai dan menginterpretasi hasil yang didapat.

Kedua, matematika menyajikan abstraksi sedangkan statistika memberikan wawasan dengan penginterpretasikan situasi nyata. Matematika merupakan ilmu yang abstrak, pada awalnya mungkin terkesan nyata tetapi pada akhirnya matematika akan cenderung abstrak. Sedangkan statistika lebih cenderung ke kejadian nyata seperti untuk mengetahui berapa jumlah penduduk yang bekerja dan merasa puas dengan pekerjaannya, mengetahui jumlah prosentasi ikan yang ada di lautan, kita tidak bisa menggunakan perhitungan yang tepat karena kita hanya bisa mengkira-kirakan/menginterpretasikan dari contoh kecil yang didapat/diambil.

Ketiga, matematika dan statistika berbeda dalam penggunaan bilangan. Matematika melihat bilangan sebagai bagian dari operasi, generalisasi, dan abstraksi sedangkan statistika memandang bilangan yang dihubungkan dengan situasi nyata, sehingga penting dalam pembuatan pemodelan dan mengambilan penalaran serta keputusan.

Moch. Lutfianto

Main Source

Linda Gattuso and Maria Gabriella Ottaviani. 2011. Complementing Mathematical Thinking and Statistical Thinking in School Mathematics.